Inovasi Dan Terobosan Spektakuler Kepala Sekolah SMK Negeri Kolbano - majalahkriptantus.com - Menyajikan berita secara faktual, independent dan sesuai fakta.

Breaking News

Inovasi Dan Terobosan Spektakuler Kepala Sekolah SMK Negeri Kolbano

NTT-Majalahkriptantus.com--TTS_ Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahu 2007, dipaparkan bahwa ada lima kompetensi standar kepala sekolah yakni kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Pemimpin sekolah merupakan pemimpin sekaligus manager yang sangat menentukan kesuksesan sebuah sekolah. Seorang kepala sekolah harus bisa meningkatkan produktivitas sekolah itu sendiri yang dilihat dari prestasi dan suasana pendidikan.

Baru-baru ini dunia pendidikan, publik Timor Tengah Selatan dihebohkan dan menjadi tranding topik pembicaraan hangat di berbagai Media Online, Media Cetak, maupun Channel YouTube media juga kalangan pegiat pendidikan dengan aksi dan tindakan nyata, terobosan spektakuler yang dilakukan oleh salah satu kepala sekolah SMK Negeri di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).
Sebut saja, Kepala SMK Negeri Kolbano, Joni Leo, S.Pd., yang telah melakukan terobosan spektakuler dan patut diacungi jempol. Terobosan yang dilakukannya adalah pembebasan iuran komite kepada semua peserta didik kelas X — XII. Hal itu dilakukan guna mengurangi beban, kondisi orantua siswa kurang mampu terkait biaya pendidikan secara berkeadilan dan merata.

Saat ditemui media ini diruang kerjanya, Selasa (23/01/2024), Joni Leo menjelaskan, keputusan yang diambilnya bermula semenjak ia memimpin SMK Negeri Kolbano pada bulan Februari 2022. Di awal kepemimpinannya, ia melakukan survei ke masyarakat terkait keberadaan SMK Negeri Kolbano, baik itu keunggulan maupun kelemahan dari sekolah. Menurutnya, banyak anak  memilih bersekolah di sekolah lain dengan jarak tempuh sangat jauh ketimbang di SMK Negeri Kolbano.

“Awal saya memimpin sekolah ini saya melihat banyak anak yang rumahnya dekat dengan SMK Negeri Kolbano tetapi memilih untuk bersekolah di tempat lain yang jarak tempuh lebih jauh. Di situ saya melakukan survei ke masyarakat dan orang tua sekitar untuk mencari tahu apa saja penyebab atau persoalan yang ada sehingga banyak anak yang rumah dekat dengan lokasi sekolah tetapi memilih untuk bersekolah di tempat lain. Selain itu juga masih banyak angka putus sekolah di wilayah Kecamatan Kolbano,” ujarnya.

Hasil survei menunjukkan banyak anak yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA/SMK diakibatkan karena masalah keuangan. Oleh karena itu pada awal kepemimpinannya di tahun 2022, Joni Leo telah membebaskan iuran komite kepada semua peserta didik khususnya kelas X.

Di awal kepemimpinannya peserta didik kelas X dibebaskan dari iuran komite.  Joni Leo pun terus berupaya agar iuran komite juga dibebaskan untuk kelas XI dan XII. Usahanya itu pun membuahkan hasil yakni Tepatnya pada Jumat, 19 Januari 2024, dalam rapat bersama pihak sekolah dan semua orang tua/wali peserta didik baru diumumkannya di hadapan ratusan orang tua  bahwa untuk iuran komite yang selama ini setiap bulan dipungut Rp. 50.000 per peserta didik ditiadakan, dan semua peserta didik dari kelas X – XII bebas dari iuran komite.

Sekalipun semua iuran komite dibebaskan bagi semua peserta didik yang ada namun kedisiplinan peserta didik maupun guru menjadi fondasi utama untuk mendukung kualitas pendidikan disana.

“Dalam rapat bersama dengan para orang tua/wali peserta didik itu kami telah mengumumkan jika semua peserta didik di SMK Negeri Kolbano telah bebas dari iuran komite, namun tidak bebas dari yang namanya kedisiplinan. Dalam rapat tersebut juga kami telah bersepakat dengan semua orang tua/wali bahwa jika peserta didik yang mana dalam 1 bulan dan alpa selama 6 hari maka akan dikembalikan kepada orang tua. Selain itu kedisiplinan bukan hanya kepada para peserta didik saja namun hal yang sama diberlakukan kepada semua tenaga pendidik yang ada,” ujarnya.

Joni Leo menuturkan, hal mendasar bagi dirinya dalam mengambil keputusan untuk membebaskan iuran komite tersebut berawal saat ia menemukan peserta didik yang dipulangkan oleh guru di sekolah untuk mengambil uang komite yang belum dilunasi saat ujian akhir semester.

“Hal mendasar yang membuat saya untuk membebaskan semua peserta didik dari iuran komite ini berangkat dari pengalaman awal saya memimpin SMK Negeri Kolbano. Saat itu masih ada iuran komite dan banyak peserta didik yang dipulangkan saat hendak mengikuti ujian akhir semester karena masih banyak yang saat itu belum melunasi iuran komite. Hal itulah yang membuat jiwa saya berontak dan tidak ingin untuk melihat para generasi penerus tertekan dengan biaya untuk pendidikan apa lagi hanya iuran konite, dan akhirnya saya harus mengambil keputusan untuk meniadakan iuran komite,” jelasnya.

Lebih lanjut Joni Leo menjelaskan, dana BOS sudah bisa untuk membiayai semua operasional di sekolah. “Dengan adanya dukungan pemerintah melalui dana BOS ini sebenarnya sudah bisa untuk membiayai operasional di sekolah, termasuk untuk pembayaran guru honor. Karena itu sesungguhnya pemerintah sudah bayar secara utuh untuk anak sekolah jadi tidak perlu lagi untuk kita menarik iuran komite, biasanya kendala itu hanya ada pada NUPTK, tetapi jika semua guru sudah memiliki NUPTK maka gajinya itu juga dibayar dari dana BOS,” ungkapnya.


Suasana rapat bersama orang tua/wali.
Joni Leo berharap dengan adanya terobosan terkait dengan pembebasan iuran komite maka tidak lagi ada angka putus sekolah di wilayah Kecamatan Kolbano, Kabupaten TTS.

“Selaku kepala sekolah saya berharap agar dengan adanya pembebasan iuran komite ini tidak ada lagi anak-anak yang putus sekolah. Saya juga memohon dukungan dari semua pihak yang ada untuk mendukung SMK Negeri Kolbano agar kualitasnya pun juga meningkat,” tandasnya.

Sementara itu, Yotan Boimau, salah satu orang tua peserta didik, menyampaikan terima kasih kepada pihak sekolah yang telah membebaskan anak-anak dari iuran komite.

“Setelah mengikuti rapat bersama orang tua dan juga dewan guru yang ada di sini dan diumumkan bahwa semua peserta didik bebas dari iuran komite. Maka sebagai orang tua kami sangat senang. Ini baru pertama kali saya temukan jika anak-anak bebas dari iuran komite. Karena itu selaku orang tua, kami akan terus mendukung agar kualitas dan kedisiplinan di sekolah ini juga lebih meningkat lagi ke depan,” ujarnya.

(JQtefnay,Red)

Tidak ada komentar