Kecelakaan 25 Nelayan Indramayu Di Saat Kerja,Ansuransi Klaim Mencapai 1M
INDRAMAYU, Majalahkriptantus.com || Indramayu - Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Kabupaten Indramayu mencatat angka klaim asuransi nelayan sepanjang tahun 2023 mencapai Rp 1,05 miliar. Angka tersebut dari 25 nelayan yang mengklaim asuransi selama Januari hingga September 2023.
Kepala Bidang Nelayan Kecil Diskanla Indramayu Rachmat Yulianto menjelaskan, klaim itu dilakukan karena nelayan mengalami kecelakaan kerja. Bahkan beberapa di antaranya nelayan meninggal dunia.
"Untuk kematian kisaran Rp 70 juta. Tapi untuk yang lainnya itu sudah ada klasifikasinya. Untuk yang sakit biasanya dari hasil berobat. Jadi nelayan berobat dulu kemudian diklaim di BPJS," kata Rachmat kepada Majalahkriptantus.com
Diterangkan Rachmat, asuransi merupakan hal penting bagi nelayan. Mengingat, risiko yang dihadapi para nelayan cukup tinggi. Mulai dari cuaca hingga faktor lainnya.
Namun diakuinya, dari total sekitar 41 ribu nelayan di Kabupaten Indramayu, dari nelayan kecil hingga anak buah kapal (ABK) dan pemilik kapal (kurang dari 30 GT). Sebesar 51 persen nelayan dari tahun 2016 sudah memiliki asuransi, baik secara mandiri maupun subsidi pemerintah.
"Kalau data eksisting yang masuk asuransi dari tahun 2016 sampai sekarang itu hampir 50 persen lebih ya, dan memang itu sudah terdata di asuransi Jasindo serta BPJS Ketenagakerjaan," ungkapnya.
Kendati demikian, pihaknya terus berupaya melakukan sosialisasi akan pentingnya asuransi. Seperti di tahun 2022 lalu, pihaknya sudah menyasar 14 titik sentra nelayan. Dan, di tahun 2023 baru sekitar 10 titik kegiatan sosialisasi. Termasuk berkoordinasi dengan pihak syahbandar dalam menyosialisasikan ke pemilik atau ABK kapal di atas 30 GT.
"Insyaallah berkelanjutan, ya PR kita sekitar 50 persen lagi karena target kita harus seratus persen nelayan Indramayu berasuransi," imbuhnya.
Di sisi lain, risiko yang mengancam para nelayan cukup tinggi. Tak hanya faktor cuaca, juga bisa kecelakaan juga mengancam para nelayan yang belum berpengalaman.
"Kerawanan kalau dilihat dari anomali cuaca sangat tinggi untuk nelayan apalagi untuk nelayan baru yang belum berpengalaman di keselamatan kerja. Upayanya mungkin kita melakukan pelatihan pelatihan atau training dari pusat maupun provinsi karena meman g kita belum punya anggaran khusus itu karena keterbatasan regulasi," pungkasnya.
Misno
Tidak ada komentar