*Desa tugu lor adakan kesenian sampyong yg sempat hilang 20 tahun lebih* - majalahkriptantus.com - Menyajikan berita secara faktual, independent dan sesuai fakta.

Breaking News

*Desa tugu lor adakan kesenian sampyong yg sempat hilang 20 tahun lebih*

MAJALAHKRIPTANTUS.COM/indramayu-Masyarakat dari berbagai daerah mengunjungi acara kesenian sampyong yg sempat hilang dua puluh tahun lebih,
   Warga Dari berbagai kalangan riuh mendatangi alun alun desa Tugu Lor, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Selasa (22/11/2022). Warga penasaran ingin melihat penampilan sampyong yang lama hilang.

Sejumlah jawara sampyong pun mulai bersiap memasuki arena pertandingan. Tanpa memakai alas kaki, dua jawara saling berhadapan dengan membawa tongkat rotan di tangannya.


Prat... prat, ....suara sabetan  kayu rotan dari jawara ketika mengenai kaki bagian bawah lawan. Mereka saling pukul sebanyak tiga kali dalam satu pertandingan.


Meski usia tidak lagi muda,jawara sampyong yg masih gesit itu memiliki kecepatan, Apandi (67) masih akurat saat menghindari pukulan maupun ketika memukul. Senyumnya sesekali terlihat di tengah babak pertandingan.

"Rasanya kaki gerak sendiri karena pengen bertanding. Karena sudah lama tidak bertanding," kata jawara sampyong, Apandi.



Diceritakan Apandi, gerak cepat menjadi modal utama dalam memainkan seni sampyong. Namun, kontrol emosi juga diperlukan agar bisa menikmati jalannya permainan.

"Yang sulit itu ketika lawan sudah emosi, kadang mereka memukul seenaknya kalau aturan kan di bawah lutut yang dipukul," kata Apandi ceritakan keseruan memainkan seni sampyong.

Apandi (67) merupakan salah satu jawara sampyong dari desa Tugu Lor. Ia bermain sejak usia 15 tahun di sekitar tahun 1970an silam. "Tidak ada latihan, hanya melihat dan meniru adegan permainan saja. Saya termasuk generasi ketiga setelah Kakek. Tapi sayangnya, generasi di bawah saya jarang yang meneruskan," katanya.

Sementara, pertunjukan ini seolah menjadi hal baru yang kembali digelar di desa. Sebab, kata ketua Sanggar Kedung Penjalin pertunjukan ini sudah lama hilang. Sehingga, momen festival sampyong ini kembali bangkit dan lestari.

"Sudah 20 tahun lebih, masyarakat tidak menyaksikan langsung kesenian sampyong ini," kata Ketua Sanggar Kedung Penjalin, Pidri.

 panitia hanya mempertemukan jawara dari tuan rumah dan  dari jawara Kecamatan Terisi Indramayu. Pembatasan pemain sampyong untuk lebih memperketat aturan sehingga terhindar dari potensi keributan.

"Konon, sampyong bisa hilang karena sering memicu keributan ketika ada pertandingan. Sehingga hampir punah. Tapi kami bangkitkan lagi dengan sedikit kemasan aturan dan proteksi pengamanan," ujarnya.

"Kami juga sudah menyiapkan tim medis dari puskesmas untuk antisipasi adanya cidera," ucap Pidri.(misno)

Tidak ada komentar