Sempat tersenyum,kini harga TBS mulai turun lagi.
Labuhanbatu, Majalahkriptantus.com -Senyum sumringah petani seolah hilang setelah mendengar kabar harga Tandan buah segar (TBS) kelapa sawit turun lagi.
Bagi kebanyakan petani sawit swadaya (kecil) mereka tak banyak tahu tentang faktor atau penyebab yang mempengaruhi fluktuatif nya harga sawit.
Yang mereka tahu ketika harga TBS harga TBS tidak stabil maka ada pihak-pihak elite yang diuntungkan.Sementara dikalangan petani"menjerit"tak mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan perawatan kebun minus.
"Di kecamatan Bilah Hulu kabupaten Labuhanbatu,Yakni di Desa Perbaungan dan sekitarnya harga TBS di tingkat petani pada 30september ini Rp 1850 perkilogram'nya , untuk harga dilapanggan Toke-Toke sawit hanya membeli dengan harga 1650 perkilogram'nya.
"Harga hari ini Turun , pengambilan di agen (pengepul)rata-rata sudah Rp 1650/kg,"kata Ponijan kepada awak media .(30/9/2022) sekitar pukul 15.00wib.
Dampak sawit murah banyak petani mengundur masa panen.Alasan mereka karena berat di ongkos, setiap panen mereka menggunakan jasa tukang dodos sawit dengan upah Rp 200-250bahkan 300 /kg.
"Jadi kalau ditanya kerugian petani jelas banyak rugi, karena biasa dipanen setengah bulan (dua pekan) mundur jadi tiga Minggu,"sebut Boru Pasaribu.
Disisi lain Boru Pasaribu, yang memiliki lahan kelapa sawit seluas empat hektar justru merasa terbebani dalam perawatan, pemupukan pohon sawit dilakukan dalam tempo 4sampai 5bulan sekali dengan biaya Rp 4,5juta sekali putaran,belum termasuk upah pekerja.
Sementara persediaan pupuk subsidi di wilayah kecamatan Bilah Hulu juga langka.petani harus beli pupuk nonsubsidi dengan harga mahal.
Disamping itu harga kebutuhan sembako saat ini juga melambung tinggi.Tidak sesuai lagi pendapatan petani dengan kebutuhan belanja bahan pokok"bahkan Turun'nya harga TBS dibarengi dengan masa buah trek.
"Wajar kalau masyarakat banyak mengeluh tidak sanggup pikir, dari sawit turun,buah trek, pupuk dan sembako mahal itu sama dengan petani menderita.Lengkap sudah penderitaannya,"ungkapnya.
Logikanya kita Indonesia sebagai produsen sawit terbesar di dunia, seharusnya pemerintah bisa membuat petani sejahtera,"pungkasnya.
Tidak ada komentar