*Sampah masih menumpuk, Kadis Jahirin turun tanganKepala pasar Jatibarang terancam di copot* - majalahkriptantus.com - Menyajikan berita secara faktual, independent dan sesuai fakta.

Breaking News

*Sampah masih menumpuk, Kadis Jahirin turun tanganKepala pasar Jatibarang terancam di copot*

MAJALAHKRIPTANTUS.COM/indramayu-Kepala Dinas Koperasi UMK, Perdagangan dan Perindustrian (Perindag) Kabupaten Indramayu, Jahirin murka lantaran masih terjadinya penumpukan sampah didalam pasar tradisional Jatibarang Kabupaten Indramayu Jawa Barat. Kadis Jahirin terpaksa turun turun tangan untuk mengatasi kebersihan dipasar ini.

“Hari ini, Minggu (11/9) sore kita akan datangi langsung pasar Jatibarang untuk melihat langsung kondisi disana dan menyelesaikan masalah sampah yang sudah mengganggu kebersihan pasar. Jika dibiarkan terus, bisa jadi tumpukan sampah ini jadi gunung Tampomas,”sindir Kadis Jahirin.

Kedatangannya nanti sekaligus mencari solusi dana talangan, agar pihak pengelola pasar bisa gerak cepat mengangkut tumpukan sampah. Pihaknya juga mengintruksikan agar pihak pengelola pasar Jatibarang segera menyelesaikan tumpukan sampah yang sudah mengganggu kenyamanan dan kebersihan pasar. Menurut Jahirin, tak bisa ditolerir jika sudah menyangkut kebersihan pasar. Dia secara tegas mengintruksikan agar tumpukan sampah itu secepatnya diangkut supaya tidak terlihat kumuh, kotor dan semrawut.

“Mestinya ga boleh terjadi ada tumpukan sampah. Jangan gara-gara pungutan kebersihan di stop karena terindikasi Pungli, kemudian dampaknya sampah menumpuk karena tidak terangkut. Ini sama saja bukti ketidakmampuan pengola pasar Jatibarang yang dipimpin, Syamsuri,”sindir Kadis Jahirin.

Menurutnya, soal kebersihan dan ketertiban pasar ini wajib diperhatikan. Kepala pasar, lanjut Jahirin, mestinya dapat berpikir cepat bagaimana caranya agar tumpukan sampah segera dibersihkan. “Silahkan mencari dana talangan untuk mengangkut tumpukan sampah yang sudah mengganggu kebersihan pasar. Dari mana saja sumber dananya silahkan digali karena sudah urgent. Pihak Pemkab Indramayu baru merealisasikan anggaran untuk pengangkutan sampah dipasar, sekitar bulan Oktober setelah selesai pembahasan anggaran perubahan di dewan”kata Jahirin

Ditegaskan Jahirin, munculnya kabar mosi tidak percaya dari para pedagang pasar terkait kinerja kepala pasar Jatibarang dapat dipertimbangkan.
Menurutnya, hal yang sangat wajar jika ratusan orang itu punya beragam pemikiran, ada yang senang dan ada yang tidak suka dalam kepempinan kepala pasar Jatibarang. Namun, semua masukan akan ditampung, dikaji dan selanjutnya diputuskan untuk kebaikan disana. Dalam situasi kurang kondusif, lanjut Jahirin, sebaiknya kepala pasar segera ambil inisiatif untuk mengatasi soal tumpukan sampah yang dinilai sudah mengganggu kenyamanan dan kebersihan pasar. “Saya ga main-main ini warning buat semua kepala pasar, tolong yang gercep dan jangan bertele-tele dalam menjalankan amanah, masa ngurus sampah saja tidak mampu, bagaimana dengan mengurus lainnya. Yang model pemimpin begini, sangar tidak layak jadi kepala pasar siapapun orangnya,”semprot Jahirin

Ditambahkan, Pemkab Indramayu sekarang lagi kerja marathon menggodok payung hukum untuk pungutan kebersihan di pasar tradisional agar tidak liar, sambil menunggu disahkannya anggaran untuk kebersihan pasar. Jangan sampe masalah menumpuknya sampah ini mencoreng nama baik Pemkab Indramayu dan didengar langsung ibu Bupati Indramayu, Hj Nina Agustina, karena beliau bisa marah besar.

“Perbup masih diproses belum keluar, pokoknya jangan berani dulu melakukan pungutan sebelum Peraturan Bupati keluar, “tegas Jahirin.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah pedagang pasar tradisional Jatibarang Kabupaten Indramayu Jawa Barat resah akibat menumpuknya sampah yang berserakan dimana-mana. Dalam sepekan, pemandangan kurang nyaman, jorok dan kotor terjadi disejumlah titik didalam pasar tradisional Jatibarang.

Menurut pedagang, jika sampah terus dibiarkan menumpuk, bisa berdampak pada kunjungan pembeli karena disini kotor. “Kami mohon agar pengurus pasar bertanggungjawab, “kata sejumlah pedagang sayur dilapak pasar Jatibarang.

Ditambahian, jika sampah yang sudah mengganggu kenyamanan dan kebersihan pasar dibiarkan, maka jangan kaget jika tumpukan sampah ini akan diangkut dan dikumpulkan di kantor Kepala Pasar sebagai bentuk protes.

Para pedagang juga menyadari, menumpuknya sampah ini diduga karena imbas diberhentikannya Pungutan Liar (Pungli) dari Kadis Koperasi UKM Perindag Kabupaten Indramayu. Larangan pungutan kebersihan dari dinas ini setelah nunculnya kabar adanya Pungli di Pasar Jatibarang Kabupaten Indramayu yang diduga menjadikan bancakan oknum pegawai pasar Jatibarang. Kadis Jahirin langsung tegas merespon serius dengan intruksi larangan pungutan apapun dalihnya, diluar pungutan resmi untuk retribusi pajak yang dilegalkan dari Pemkab Indramayu.

Sejak Kamis 1 September 2022 Pungli kebersihan sudah di stop. Semua pungutan yang ditarik dari pedagang pasar tradisional dilarang keras apapun dalihnya. Menurut Kadis Jahirin, diluar retribusi resmi yang sudah diatur Perda, semua pungutan baik untuk kebersihan, keamanan dan koordinasi birokrasi dihapus.

“Sementara pungutan stop dulu, kita lagi menggodog payung hukum agar legalitasnya jelas. Jika dipaksakan masih ada yang membandel menarik pungutan, resikonya tanggung sendiri,”ujar Jahirin yang mewarning semua bawahannya yang bertugas di sejumlah pasar tradisional agar tidak menyepelehkan intruksinya.

Sayangnya, dalam 2 hari kebelakang, pihak pengelola pasar kembali memungut iuran kebersihan dan keamanan dari para pedagang sebesar Rp 2000, dengan alasan atas kesepakatan bersama para pedagang dan pengelola pasar untuk mengatasi menumpuknya sampah yang sudah dianggap darurat menggangu kebersihan, kenyamanan dan ketertiban pasar Jatibarang.

Pantauan media ghiatnews di Pasar Jatibarang, tumpukan sampah bekas sayur dan sampah plastik disejumlah titik mulai berkurang. Sampah yang dulu berserakan dibiarkan menumpuk, kini mulai diangkut dipinggiran belakang pasar. “Kita sudah dipungut lagi 2000, katanya untuk menanggulangi tumpukan sampah, ya sudah bayar aja walaupun ini jelas Pungli, “keluh pedagang bernisial F. Menurutnya tidak adanya armada pengangkutan sampah dan petugas kebersihan sempat membuat menumpuknya sampah dimana-mana. Biasanya, armada dum truck pengangkut sampah dan petugas kebersihan disediakan dari pihak pasar dari iuran pungutan para pedagang Rp 1000 hingga 5000 perorang (perkios/lapak). Cuma, karena adanya larangan Pungli intruksi dari Kadis Jahirin, sementara pungutan kebersihan dihilangkan, dan baru berjalan lagi sejak 2 hari yang lalu.

“Sebaiknya persoalan kebersihan ini segera diatasi. Disinikan ada wadah Ikatan Pedagang Pasar (IPP), biarlah mereka yang mengelola kebersihan untuk menghindari Pungli, dan sekaligus mandiri dalam pengelolaan kebersihan termasuk keamanan”tambah sumber pedagang sembako berinisial F yang meminta identitasnya ditulis koran dengan inisial saja karena keamanan.

Menurutnya, sebelum terbongkarnya kasus Pungli, uang pungutan itu diyakini jadi bancakan petugas pasar termasuk kepala pasar yang sok bersih dan selalu bilang merugi mengelola pungutan kebersihan.

“Kami sudah berencana ramai-ramai bertanda tangan buat mosi tidak percaya ke Kepala Pasar Jatibarang Syamsuri untuk dipindah tugas karena tidak becus mengurus pasar disini”katanya

Tidak ada komentar